This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 28 Februari 2012

SEAL COAT


SEAL COAT atau sering disebut dengan Mastic Seal Emulsion adalah campuran material Polymer Emulsion Asphalt dengan Prima Mastic Emulsion. Seal Coat ini biasa digunakan untuk melapisi jalan, melindungi perkerasan eksisting dari masuknya air ke dalam pori-pori jalan sehingga dapat menjaga kondisi skid-resistance jalan.
Seal Coat ini adalah salah satu produk yang sedang dicoba untuk diterapkan dalam memperpanjang umur jalan. Trial ini telah dicoba dibeberapa tempat yaitu jombang, bandung dan palembang. Seal coat inipun memiliki keuntungan yaitu tidak perlu adanya penutupan lalu lintas yang lama karena setelah setting jalan dapat langsung dilewati 
lapisan pelindung melayani untuk menutup bagian atas aspal, mencegah air dari menembus permukaan trotoar dan melindungi lapisan atas aspal dari oksidasi dan keausan yang disebabkan oleh paparan sinar matahari dan udara. Mantel Seal juga mempercantik trotoar dengan menyediakan, halus hitam, bahkan permukaan ideal untuk melukis garis dan menyapu.

lapisan pelindung dirancang untuk digunakan jalan raya dari mana ada kecepatan lalu lintas rendah dan radiuses balik ketat seperti tempat parkir, taman rumah mobil, sekolah, bahu, dll mantel Seal berbeda segel bubur yang menggunakan filler lebih kasar agregat dan dirancang untuk digunakan pada daerah kecepatan tinggi dengan lalu lintas bergulir lurus
Dengan asumsi bahwa perkerasan aspal awal dirancang dan dibangun dengan benar, penyebab utama kegagalan adalah penetrasi air ke dasar aspal.Proses ini dimulai dengan oksidasi dari permukaan perkerasan yang menyebabkan aspal kering dan menjadi rapuh, ini menyebabkan erosi lapisan atas partikel halus dan munculnya batu yang lebih besar dan retak kecil di permukaan.

Jika tidak diobati retakan ini tumbuh dari waktu ke waktu dan akhirnya memungkinkan air untuk menembus ke dasar trotoar. Ketika air masuk dasar trotoar bergerak basis material dan mengendap menyebabkan retak lebih lanjut dan "penampilan buaya." Ketika trotoar mencapai tahap ini satu-satunya pilihan adalah pengangkatan dan penggantian aspal lama
lapisan pelindung melapisi jalan aspal, mencegah oksidasi dan erosi lapisan atas aspal. Pada lapisan perkerasan yang lebih tua segel menggantikan partikel halus hilang dari permukaan aspal akibat oksidasi. Seal segel mantel celah-celah kecil yang bisa berubah menjadi retak besar dan mencegah air merembes ke bahan dasar.
lapisan pelindung membantu melindungi aspal dari matahari serta efek berbahaya dari tumpahan bahan kimia seperti minyak dan bensin. Seal lapisan menyediakan permukaan hitam menarik yang sangat ideal untuk melukis garis dan tanda lainnya. Hal ini juga meninggalkan ideal, permukaan halus bersih untuk menyapu, menurunkan biaya pembersihan. Mantel Seal biaya sen per kaki persegi dibandingkan dengan dolar yang dibutuhkan untuk memperbaiki atau mengganti aspal yang rusak.
Umumnya Anda harus menunggu beberapa bulan sebelum menyegel trotoar baru untuk memungkinkan waktu untuk menyembuhkan. CSI merekomendasikan menunggu 6-12 bulan sebelum segel perkerasan lapisan baru. Setelah permukaan telah disegel itu harus disegel kembali setiap 3 - 4 tahun atau sesuai kebutuhan

Senin, 27 Februari 2012

Jenis-Jenis Gempa dan Apa yang Harus Dilakukan Saat Gempa


Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya permukaan bumi secara tiba-tiba akibat gelombang seismik terhadap lapisan-lapisan batuan (litosfer). MenurutWikipedia, gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Berdasarkan penyebabnya, gempa dibedakan atas gempa tektonik, gempa vulkanik, gempa runtuhan, dan gempa buatan. Berdasarkan bentuk episentrum, gempa dibedakan menjadi gempa linier dan gempa sentral. Berdasarkan hiposentrumnya, gempa dibedakan menjadi gempa dalam, gempa intermediet, dan gempa dangkal.

Jenis-Jenis Gempa Berdasarkan Penyebabnya.


1) Gempa Tektonik
Gempa tektonik adalah gempa yang diakibatkan gerakan tektonisme berupa pelepasan tenaga akibat pergeseran atau pematahan lempeng tektonik. Gempa jenis ini sering terjadi di Indonesia, bisa sangat kuat dan meliputi wilayah yang luas. Contohnya adalah gempa yang mengguncang Yogyakarta pada 27 Mei 2006 berkekuatan 5,9 SR. Gempa ini mengakibatkan >5000 orang meninggal, puluhan terlukan dan ratusan ribu rumah hancur.
Pusat gempa Yogyakarta 27 Mei 2006
Gempa tektonik yang pusat gempanya berada di dasar laut sering berpotensi menimbulkan tsunami.
Tsunami adalah gelombang laut raksasa yang timbul akibat gempa di dasar laut atau gunung meletus.
Mengapa permukaan laut turun sebelum terjadi tsunami?
Tsunami yang muncul diawali dengan peristiwa ini adalah tsunami yang disebabkan oleh gempa tektonik. Saat dasar laut turun akibat adanya pergeseran lempeng, terjadilah penarikan volume air mengisi ruang kosong di bawah laut. Akibatnya, permukaan air laut di pantai turun puluhan hingga ratusan meter. Dalam waktu beberapa menit kemudian, air laut kembali dengan gelombang yang jauh lebih tinggi dan menyapu daratan tepi pantai.
2) Gempa Vulkanik
Gempa vulkanik adalah gempa yang terjadi karena kegiatan gunung api, baik sebelum maupun sesudah letusan gunung api. Gempa ini terjadi bersamaan dengan pergerakan magma yang mendorong ke atas mencari daerah yang lemah sehingga muncul ke permukaan bumi. Gempa ini hanya terasa di sekitar gunung api dan tidak terlalu kuat dibandingkan dengan gempa tektonik.
Gunung meletus bisa memicu gempa vulkanik
Terdapat 2 kategori gempa vulkanik, yaitu:
  • Gempa vulkano-tektonik, yaitu gempa yang diakibatkan perubahan tekanan pada batuan akibat aktivitas magma, dan gempa ini bisa terjadi kapan saja.
  • Gempa periode panjang, yaitu gempa yang terjadi akibat penerobosan magma yang menembus batuan di sekitarnya sehingga menimbulkan getaran. Biasanya gempa ini menjadi pertanda gunung api akan meletus.
3) Gempa Runtuhan/Terban
Gempa runtuhan adalah gempa yang terjadi akibat runtuhnya massa batuan dan tanah. Contohnya adalah gempa yang terjadi saat suatu gua runtuh atau gempa akibat longsor. Gempa ini tidak begitu kuat dan radiusnya pendek, paling-paling hanya 1-2 km.
4) Gempa Buatan
Merupakan gempa yang terjadi karena aktivitas manusia. Misalnya pada saat penancapan tiang pancang beton (untuk membangun ruko/kantor). Daerah yang dipengaruhi gempa ini sangat sempit, hanya 1-100 meter.

Jenis-Jenis Gempa Berdasarkan Kedalaman Hiposentrum


  1. Gempa dangkal, jika jarak hiposentrumnya <100 km di bawah permukaan bumi
  2. Gempa intermediet/pertengahan, jika jarak hiposentrumnya 100-300 km
  3. Gempa dalam, jika jarak hiposentrumnya >300 km dari permukaan bumi
    hiposentrum dan episentrum gempa

Jenis-Jenis Gempa Berdasarkan Jarak Episentrum


  1. Gempa setempat, jika jarak terjauh gempa terasa <1000 km dari episentrumnya
  2. Gempa jauh, jika jarak terjauh gempa terasa kurang lebih 10.000 km dari episentrumnya
  3. Gempa sangat jauh, jika jarak terjauh gempa terasa >10.000 km dari episentrumnya

Apa yang Harus Dilakukan Ketika Gempa Terjadi?


  • Jangan panik.
  • Jika terjebak di dalam rumah/gedung, cari perlindungan tempat-tempat yang dapat melindungi seperti di kolong meja yang kuat. Usahakan agar kepala dilindungi oleh bantal.
  • Jika sempat, segera keluar dari bangunan menggunakan pintu darurat, bukan lift. Perhatikan struktur bangunan, hindari melewati bagian bangunan yang tampaknya mudah roboh.
  • Matikan lampu dan kompor karena dapat menyebabkan kebakaran.
  • Jika berada di luar, hindari bangunan tinggi, pohon, tiang listrik, pecahan kaca, dll. Jangan mengendarai motor karena dapat menyebabkan kecelakaan.
  • Segera mengungsi ke tempat yang lebih aman.
  • Utamakan keselamatan jiwa, jangan terlalu memikirkan keadaan barang-barang di rumah.

Upaya-Upaya dalam Menghadapi Bahaya Tsunami


  • Memetakan daerah bahaya tsunami berdasarkan data gempa bumi, lempeng, dll.
  • Menerapkan sistem penerapan dini.
  • Menjaga ekosistem pesisir, seperti hutan bakau, terumbu karang, dll.

Jalur Gempa di Indonesia


1) Sabuk Alpin Himalaya atau Sabuk Mediteran
Membujur dari Samudera Atlantik dekat Kep, Azores, sepanjang utara Laut Tengah menuju Turki, Iran, Himalaya, Myanmar, Indonesia. Di wilayah Indonesia membujur meliputi Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan Maluku.
2) Sabuk pasifik
Sabuk Pasifik (Ring of Fire) merupakan daerah yang rawan gempa dan gunung meletus. Membujur menyusuri tepi Samudera Pasifik, dari Filipina ke Jepang, Semenanjung Kamchatka, Kep. Aleut, pantai barat Amerika, Selandia Baru, Kep. Samoa, Papua, dan bertemu dengan sabuk Mediterania di Maluku.

Beberapa Istilah Kegempaan


  • Hiposentrum, merupakan suatu titik atau garis di dalam litosfer (lapisan batuan) bumi yang menjadi sumber gempa.
  • Episentrum, yaitu suatu daerah di permukaan bumi yang menjadi pusat getaran gempa. Episentrum terletak di atas hiposentrum.
  • Isoseista, yaitu garis yang menghubungkan daerah dengan intensitas getaran yang sama. Garis isoseista berbentuk lingkaran
  • Makroseisma adalah daerah di sekitar episentrum yang mendapat kerusakan paling besar.
  • Pleistoseista, yaitu garis yang melingkari daerah dengan kerusakan terbesar akibat gempa
  • Episentral adalah daerah di dalam pleistoseista
  • Seismograf adalah alat pencatat gempa
  • Seismogram adalah gambaran getaran bumi yang dicatat oleh seismograf dalam bentuk garis patah-patah (zig-zag).
  • Seismologi, yaitu ilmu yang secara khusus mempelajari gempa
  • Gelombang seismik adalah getaran gempa yang menjalardi dalam maupun di permukaan bumi dalam bentuk gelombang longitudinal (gelombang primer) dan gelombang transversal (gelombang sekunder yang datang setelahnya).
  • Magnitudo adalah parameter/ukuran kekuatan gempa yang diukur berdasarkan goncangan gempa pada sumbernya. Satuan yang banyak digunakan adalah Skala Richter (SR).

Bagimana Cara Menghitung Jarak Pusat Gempa?


Pencatatan gempa dilakukan di banyak tempat (minimal 3 stasiun pencatat gempa) agar pusat gempa dan episentrumnya bisa diketahui secara tepat. Untuk menghitung jarak stasiun ke episentrum dapat menggunakan Rumus Laska sebagai berikut.
D = [(S-P)-1] x 1.000 km
Keterangan:
D = Jarak apisentrum (km)
S = Saat gelombang sekunder tercata pertama kali dalam seismograf (menit)
P = Saat gelombang primer tercatat pertama kali dalam seismograf (menit)
Sumber: PR Geografi Untuk SMA/MA, Advanced Learning Geography 1

Minggu, 26 Februari 2012

Jenis-jenis Bambu di Indonesia


Jenis-jenis Bambu yang terdapat di Indonesia diperkirakan sekitar 159 spesies dari total 1.250 jenis bambu yang terdapat di dunia. Bahkan sekitar 88 jenis bambu yang ada di Indonesia merupakan tanaman endemik.
Bambu merupakan jenis rumput-rumputan yang dan beruas. Bambu merupakan anggota famili Poaceae yang terdiri atas 70 genus. Bambu termasuk jenis tanaman yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi. Beberapa jenis bambu mampu tumbuh hingga sepanjang 60 cm dalam sehari.
Indonesia merupakan salah satu wilayah yang menjadi surga bagi jenis tanaman yang disebut juga sebagai buluh, aur, dan eru ini. Diperkirakan terdapat sedikitnya 159 jenis bambu di Indonesia yang 88 diantaranya merupakan spesies endemik Indonesia.
Berikut beberapa jenis (spesies) bambu yang ditemukan tumbuh di Indonesia.
  • Arundinaria japonica Sieb & Zuc ex Stend ditemukan di Jawa.
  • Bambusa arundinacea (Retz.) Wild. (Pring Ori) di Jawa dan Sulawesi.
  • Bambusa atra Lindl. (Loleba) di Maluku.
  • Bambusa balcooa Roxb. Di Jawa.
  • Bambusa blumeana Bl. ex Schul. f. (Bambu Duri) di Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
  • Bambusa glaucescens (Wild) Sieb ex Munro. (Bambu Pagar; Cendani) di Jawa.
  • Bambusa horsfieldii Munro. (Bambu Embong) di Jawa.
  • Bambusa maculata (Bambu Tutul; Pring Tutul) di Bali. 
    Bambu Tutul (Bambusa maculata)
    Bambu Tutul (Bambusa maculata)
  • Bambusa multiplex (Bambu Cendani; Mrengenani) di Jawa.
  • Bambusa polymorpha Munro. Di Jawa.
  • Bambusa tulda Munro. Di Jawa.
  • Bambusa tuldoides (Haur Hejo) di Jawa
  • Bambusa vulgaris Schard. (Awi Ampel; Haur Kuneng; Haur Hejo; Pring Kuning) di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Maluku. 
    Bambu Kuning (Bambusa vulgaris)
    Bambu Kuning (Bambusa vulgaris)
  • Dendrocalamus asper (Bambu Petung) di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Sulawesi.
  • Dendrocalamus giganteus Munro. (Bambu Sembilang) di Jawa
  • Dendrocalamus strictur (Roxb) Ness. (Bambu Batu) di Jawa.
  • Dinochloa scandens (Bambu Cangkoreh; Kadalan) di Jawa.
  • Gigantochloa apus Kurz. (Bambu Apus; Bambu Tali) di Jawa. 
    Bambu Apus (Gigantochloa apus)
    Bambu Apus (Gigantochloa apus)
  • Gigantochloa atroviolacea (Bambu Hitam; Bambu Wulung; Gombong) di Jawa. 
    Bambu Wulung (Gigantochloa atroviolacea)
    Bambu Wulung (Gigantochloa atroviolacea)
  • Gigantochloa atter (Bambu Legi; Bambu Ater; Buluh; Jawa Benel; Awi Ater; Awi Kekes) di Jawa. 
    Bambu Legi (Gigantochloa atter)
    Bambu Legi (Gigantochloa atter)
  • Gigantochloa achmadii Widjaja. (buluh Apus) di Sumatera.
  • Gigantochloa hasskarliana (Bambu Lengka Tali) di Sumatera, Jawa, dan Bali.
  • Gigantochloa kuring (Awi Belang) di Jawa.
  • Gigantochloa levis (Blanco) Merr. (Bambu Suluk) di Kalimantan.
  • Gigantochloa manggong Widjaja. (Bambu Manggong) di Jawa.
  • Gigantochloa nigrocillata Kurz (Bambu Lengka; Bambu Terung; Bambu Bubat) di Jawa.
  • Gigantochloa pruriens (buluh Rengen) di Sumatera.
  • Gigantochloa psedoarundinaceae (Bambu Andong; Gambang Surat; Peri) di Jawa.
  • Gigantochloa ridleyi Holtum. (Tiyang Kaas) di Bali.
  • Gigantochloa robusta Kurz. (Bambu Mayan; Temen Serit) di Sumatera, Jawa, dan Bali.
  • Gigantochloa waryi Gamble (Buluh Dabo) di Sumatera
  • Gigantochloa verticillata (bambu Hitam)
  • Melocanna bacifera (Roxb) Kurz. Di Jawa.
  • Nastus elegantissimus (Hassk) Holt. (Bambu Eul-eul) di Jawa.
  • Phyllostachys aurea A&Ch. Riviera (Bambu Uncea; Bambu Buluh Kecil) di Jawa.
  • Schizotachyum blunei Ness. (Bambu Wuluh; Bambu Tamiang) di Jawa, Nusa Tenggara Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku
  • Schizotachyum brachycladum Kuez. (Bambu Buluh Besar; Buluh Nehe; Awi Buluh; Ute Watat; Tomula) di Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Maluku.
  • Schizotachyum candatum Backer ex Heyne (buluh Bungkok) di Sumatera.
  • Schizotachyum lima (Blanco) Merr. (Bambu Toi) di Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Irian.
  • Schizotachyum longispiculata Kurz. (Bambu Jalur) di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.
  • Schizotachyum zollingeri Stend. (Bambu Jala; Cakeutreuk; Bambu Lampar) di Sumatera dan Jawa.
  • Thryrsostachys siamensis Gamble. (Bambu Jepang) di Jawa.
Di Indonesia jenis-jenis bambu ini dimanfaatkan sebagai bahan bangunan (kontruksi), Transportasi, Pembuatan alat musik seperti angklung, kuliner, kerajinan rumah tangga dan ornamen, serta sebagai bahan pengobatan alami.
Meski memiliki banyak spesies dan dulu tersebar luas di Indonesia, kini beberapa jenis bambu mulai langka dan sulit ditemukan. Kelangkaan ini terjadi lebih disebabkan olehkonversi lahan menjadi daerah pemukiman.
Kalau di desa saya, bambu masih tumbuh dengan suburnya meskipun terbatas pada jenisBambusa arundinacea (Bambu Ori) dan terkadang Bambu Apus (Gigantochloa apus). Bagaimana dengan di tempat sobat?.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Ordo: Poales; Famili: Poaceae; Bangsa: Bambuseae.
Referensi:
  • www.bambooweb.info
  • www.dephut.go.id/INFORMASI/litbang/teliti/l_bambu.htm
  • www.antaranews.com/berita/1294915850/37-jenis-bambu-di-jabar-hampir-punah
  • Gambar: www.bambooweb.info

alifsuty@blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates